Lidahmu adalah harimaumu. Demikian salah satu ungkapan milik bangsa kita. Lidah seringkali bisa membangkitkan semangat yang sudah mati, sebaliknya lidah juga bisa membunuh semangat yang sedang membara.
Di hari peringatan kemerdekaan negara kita Indonesia ini, kita juga perlu mengingat bagaimana lidah kita gunakan untuk kemajuan bangsa kita ini, memberkati atau mengutuk. Seringkali kondisi negara dan aparat pemerintahannya yang menurut kita sudah rusak dan sangat parah membuat kita mengucapkan banyak kutukan, cercaan bahkan kadang kadang karena terlalu emosi menjadi sebuah fitnah. Mulai dari tentang ketidakadilan, korupsi, kemacetan, tindakan tidak bermoral, kemiskinan, dan lainnya. Sadarkah kita bahwa keluhan dan kutukan kita itu tidak akan membuat Indonesia semakin baik tapi malah semakin buruk? Lidah kita mempunyai kuasa! Bagaimana kita mempertanggungjawabkan perkataan kita tentang negara dimana Tuhan telah menempatkan kita sebagai garam dan terang di dalamnya?
Karakter dan keadaan suatu negara dibangun oleh setiap warga negaranya, bukan hanya aparat pemerintahan, tapi semua orang yang tinggal di negara itu, ya, dan itu artinya termasuk kita yang ada di dalamnya, yaitu sebagai rakyat! Mungkin kita akan berkata, "Tapi apa artinya kalau hanya 1 orang yang berbuat benar sementara yang lain berbuat tidak benar?" Kita tidak akan pernah tahu sebelum kita melakukannya. Perubahan itu dimulai dari dalam, dari diri kita sendiri dahulu. Kalau kita tidak bisa merubah negara setidaknya kita merubah propinsi. Tidak bisa merubah propinsi kita coba merubah kabupaten. Tidak bisa merubah kabupaten bisa kita mulai dari kecamatan. Tidak bisa merubah kecamatan, kita mulai dari kelurahan. Tidak bisa merubah kelurahan setidaknya kita mulai dari RT/RW. Tidak bisa dari RT/RW kita mulai dari rumah kita, yaitu dari diri kita sendiri dan kemudian seisi rumah, kemudian se RT/RW, kemudian sekelurahan, dan seterusnya. Dari sanalah kita dapat menjadi terang dan garam yang mempengaruhi lingkungan kita, termasuk orang lain.
Tuhan tidak pernah menuntut kita harus menyelamatkan seluruh bangsa. Bahkan karya penebusanNya di salib juga tidak membuat semua penghuni bumi ini bertobat, karena dalam semua hal setiap orang mempunyai kehendak bebas. Tapi adalah tanggung jawab kita untuk melakukan apa yang benar, untuk menjadi teladan, walupun itu dimulai dari hal yang sepele seperti menjaga kebersihan. Bayangkan apa yang bisa terjadi jika dimulai dari Anda, orang-orang dalam lingkungan Anda mulai berubah, lalu lingkungan yang lebih luas lagi berubah, semakin banyak orang berubah, akhirnya dengan sendirinya karakter negara itu juga akan berubah. Siapkah Anda memberkati Indonesia dengan perkataan dan perbuatan Anda?
Berhenti mengeluh dan mengutuk, berkatilah Indonesia dengan perkataan dan perbuatan kita.
Renungan kita