Kotaku..., kota kita..., kota kamu...
Contact : 0813 8291 0789, 0812 6321 0471 (WA)

8 Jun 2016

Unknown

Herbal Penghancur Batu Empedu

Batu empedu adalah timbunan kristal yang terbentuk di dalam kantung empedu. Kristal ini (Batu empedu) terjadi karena konsentrasi cairan empedu yang tidak normal, bisa juga disebabkan aliran cairan empedu yang tidak lancar. Batu empedu yang menyumbat pada saluran empedu (common bile duct) disebut choledocholithiasis. Sumbatan di daerah ini dapat menyebabkan jaundice atau kuning, juga dapat menyebabkan pankreatitis jika menyumbat saluran keluar getah pancreas. Sementara itu, batu pada kandung empedu disebut juga cholelithiasis. Biasanya untuk mengobati penyakit ini dilakukan operasi pengangkatan kantong empedu. Dengan kata lain pasian tidak lagi memiliki kantung empedu di organ hatinya.
Namun tahukah anda ada buah sakti yang dapat menangkal penyakit ini, yaitu kelapa hijau. Buah yang tersebar dimana-mana tersebut bisa didapatkan dengan mudah, namun untuk pengidap penyakit kantong empedu dianjurkan memakai kelapa hijau atau kelapa obat yang berukuran besar, atau biasa dikenali dengan ciri sabut bagian dalamnya berwarna merah keunguan  jika ujung kulit atas buah kelapa tersebut sedikit dikupas. Buah kelapa seperti ini memang agak jarang namun rupanya juga tidak terlalu sulit didapat karena banyak penjual kelapa muda yang bisa menyediakannya tentunya dengan harga yang lebih tinggi dari kelapa biasa.


Untuk mengolahnya ramuan kelapa hijau tersebut tidak terlalu sulit yaitu bagian pangkalnya sedikit dikupas dan dilubangi, lalu  sedikit airnya dikurangi agar tidak tumpah jika di bakar diatas kompor hingga airnya mendidih. Setelah air kelapanya mendidih dengan terlihat banyaknya gelembung udara dan uap yang keluar dari air kelapa itu maka matikan api dan biarkan beberapa saat agar dingin dan jika sudah dingin segera di minum sampai habis dengan menggunakan sedotan atau bisa juga dituang dalam gelas.
Read More

20 Mei 2016

Unknown

Hitung hitung sedekah nak....


Disuatu hari yang terik, seorang pemuda berjalan melewari sebuah tikungan jalan. Di pojok jalan jalan duduk seorang pengemis tua. Tidak tahan melihat kondisi sang pengemis, anak muda ini mengeleluarkan uang pecahan Rp. 10.000,- satu satunya miliknya dari dompetnya yang keren.

Pengemis : "Minta  sedekah nak..."
Anak muda : "Pak, ini satu satunya uang saya, tolong kembalikan Rp. 5.000,- pak, "
Pengemis : "Ini kembaliannya nak...."
Anak muda : " Lho, koq Rp. 2.000,- pak ??!"
Pengemis  : " Hitung hitung sedekah nak..!!!"
Read More
Unknown

Abunawas

Pada siang hari yang sangat terik, Abu Nawas sedang duduk-duduk di beranda depan rumahnya. Abu Nawas tidak bekerja hari itu, karena maklumlah karena cuaca sangat terik sekali.

Sambil ditemani istrinya, tiba-tiba saja dari kejauhan ada beberapa prajurit kerajaan yang mendatangi rumahnya. Ternyata para prajurit tersebut diperintahkan raja agar menjemput Abu Nawas.

Setelah sampai di istana kerajaan, di situ terlihat Baginda Raja sudah menunggu agak lama juga. "Wahai Abu Nawas, aku saat ini benar-benar butuh bantuanmu," kata raja.

Sesaat kemudian, raja mulai bercerita. Raja telah mendapat laporan bahwa di wilayahnya ada seorang saudagar kaya raya yang menolak membayar zakat. Saudagar tersebut bernama Tuan Kabul.

Mendengar penuturan raja, sejenak Abu Nawas berpikir dan kemudian menjawab, "Mengapa Baginda tidak panggil saja dia ke istana? Lalu masukkan saja ke penjara?"

"Sebenarnya bisa saja aku berbuat demikian. Namun apa tidak ada cara lainnya yang lebih baik dan halus. Soalnya sangat disayangkan kalau aku menghukum," kata raja lagi.

"Bagaimanapun juga, dia dulu adalah orang yang paling rajin membayar zakat. Tapi entah kenapa semakin dia kaya raya, malah makin malas membayar zakat," kata raja lagi.

Imbalan Raja
Memang secara pribadi, Abu Nawas lebih senang kalau Tuan Kabul tersebut dihukum penjara dan semua permasalahan menjadi beres. Karena semua orang sudah tahu bahwa Tuan Kabul tersebut sangatlah pelit.

Bayangkan saja, hampir tak ada orang yang menyukai Tuan Kabul ini, kecuali hanya para abdinya. Namun karena ini adalah perintah raja, maka mau tak mau Abu Nawas ikut memikirkan jalan keluarnya.

Akhirnya Abu Nawas meminta waktu beberapa hari untuk memikirkan jalan keluarnya. Meskipun tak bekerja menggunakan otot, Abu Nawas diberi sekantong ems oleh raja untuk menghidupi keluarganya, dengan syarat harus bisa menyadarkan Tuan Kabul.

Setelah seminggu, Abu Nawas kembali ke istana.
"Bagaimana? Apa taktikmu sekarang?" tanya raja.
"Beres Baginda, sudah ditemukan caranya. Cuma, saya dan Baginda harus jadi pengemis. Apakah Baginda bersedia?" tanya Abu Nawas.

Pada mulanya, Baginda Raja agak kaget dengan takti Abu Nawas. Karena ada rasa keinginan kuat untuk menyadarkan Tuan Kabul, akhirnya rajapun bersedia.

Menjadi Pengemis
Dengan memakai pakaian layaknya pengemis, Abu Nawas dan Baginda Raja pergi meluncur ke rumahnya Tuan Kabul. Pada saat itu, Tuan Kabul sedang berada di rumah. Nasib mujur.

Abu Nawas segera saja mengucapkan salam dan menyapa Tuan Kabul.


"Apakah Tuan mempunyai uang receh?" kata Abu Nawas.
"Tidak ada!" jawab Tuan Kabul.
"Kalau begitu, apakah Tuan punya pecahan roti kering, sekedar untuk mengganjal perut kami?" tanya Abu Nawas.
"Tidak ada!" kata Tuan Kabul.
"Kalau begitu, kami minta segelas air saja, adakah Tuan?" tanya Abu Nawas.
"Sudah aku bilang dari tadi aku tidak punya apa-apa!" kata Tuan Kabul yang mulai emosi. Justru inilah yang ditunggu-tunggu Abu Nawas, sifat emosi yang dimunculkan Tuan Kabul.
"Kalau Tuan tidak punya apa-apa, mengapa Tuan tidak jadi pengemis seperti kami saja?" kata Abu Nawas. Wajah Tuan Kabul terlihat sedih, teringat akan masa lalunya yang terbilang miskin dan tak punya apa-apa.

Rasa marah, tersinggung dan terhina bercampur aduk dirasakan Tuan Kabul. Namun belum sempat Tuan Kabul sadar siapa yang berdiri di depannya, raja mulai angkat bicara.

"Bagaimana Kabul, apakah memilih menjadi orang kaya atau orang yang tak punya?" kata raja. Kalau mau kaya, bayarlah zakat, kalau tidak mau kaya, mengemis saja kayak orang ini," kata raja sambil menunjuk ke Abu Nawas.

Tuan Kabul akhirnya sadar bahwa kalau mau kaya seharusnya orang rajin membayar zakat karena dengan membayar zakat, maka hadiahnya berlipat ganda.
 
Read More
Kristian

Doa Seorang Ayah

Tuhanku...
Bentuklah putraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui kelemahannya.
Dan, berani menghadapi dirinya sendiri saat dalam ketakutan
Manusia yang bangga dan tabah dalam kekalahan
Tetap Jujur dan rendah hati dalam kemenangan
Bentuklah putraku menjadi manusia yang berhasrat mewujudkan cita-citanya dan tidak hanya tenggelam dalam angan-angannya saja
Seorang putra yang sadar bahwa mengenal Engkau dan dirinya sendiri adalah landasan segala ilmu pengetahuan


Tuhanku...
Aku mohon, janganlah pimpin putraku di jalan yang mudah dan lunak.
Namun,tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan
Biarkan putraku belajar untuk tetap berdiri di tengah badai dan senantiasa belajar untuk mengasihi mereka yang tidak berdaya
Ajarilah dia berhati tulus dan bercita-cita tinggi, sanggup memimpin dirinya sendiri, sebelum mempunyai kesempatan untuk memimpin orang lain
Berikanlah hamba seorang putra yang mengerti makna tawa ceria tanpa melupakan makna tangis duka
Putra yang berhasrat untuk menggapai masa depan yang cerah namun tak pernah melupakan masa lampau
Dan, setelah semua menjadi miliknya...
Berikan dia cukup rasa humor sehingga ia dapat bersikap sungguh-sungguh namun
tetap mampu menikmati hidupnya


Tuhanku...
Berilah ia kerendahan hati...
Agar ia ingat akan kesederhanaan dan keagungan yang hakiki...
Pada sumber kearifan, kelemahlembutan, dan kekuatan yang sempurna...
Dan, pada akhirnya bila semua itu terwujud, hamba, ayahnya, dengan berani berkata “hidupku tidaklah sia-sia”


Douglas MacArthur
Read More
Kristian

Batteray HP Cadangan


Kalau baterai anda hampir habis, padahal anda sedang menunggu telpon penting, dan telpon anda dibuat oleh NOKIA, silahkan tekan *3370#, maka telpon anda otomatis restart dan baterai akan bertambah 50%. Baterai cadangan ini akan terisi waktu anda men charge HP anda.

Read More